Me

SELAMAT DATANG

Sahabat, selamat datang di websiteku. disini semua tentang aku, kerjaku, usahaku, dan tentang kegiatan aku.
aku harap dari sini bisa jadi sumber inspirasi sahabat semua untuk lebih baik kedepannya.
karena aku ingin berbagi dengan semuanya.
jadi jangan segan untuk saran dan kritikan buatku.
sampaikan ke whatsApp atau emailku ataupun telp.

terima kasih sebelumnya dan mari kita sama-sama berkarya

Translate

VIDEO AWIM CRAFT

Senin, 06 Februari 2012

tradisi Panggih / temu manten

Proses pernikahan adat Jawa biasanya dimulai dengan Siraman yang dilakukan sebagi proses pembersihan jiwa dan raga yang dilakukan sehari sebelum ijab kabul, (namun ada pula yang tidak melaksanakan siraman), dilanjutkan dengan Midodareni, yaitu malam kedua mempelai melepas masa lajang. Dalam acara Midodareni yang digelar di kediaman mempelai wanita,

dan acara nyantrik (untuk memastikan mempelai pria akan hadir pada ijab kabul dan kepastian bahwa keluarga mempelai wanita siap melaksanakan perkawinan dan upacara panggih di hari berikutnya).



Upacara Panggih



Upacara panggih atau prosesi temu manten, biasanya dilakukan setelah akad nikah. Iring-iringan pihak mempelai pria membawa kembang mayang yang dibawakan 2 manggolo. Dan iring-iringan mempelai wanita membawa kembang mayang yang dibawakan 2 domas. kembang mayang yang dibawa dr pihak mempelai pria nantinya akan ditukar dengan kembang mayang dari pihak mempelai wanita.


NB :
Domas dan manggolo adalah 2 pasang remaja yang belum menikah.
Kembar mayang adalah dua buah rangkaian hiasan yang terdiri dari dedaunan terutama daun kelapa, yang ditancapkan ke sebuah batang pisang yang daun tersebut dirangkai dalam bentuk seperti gunung, keris, cambuk, payung, belalang, dan burung.

(menurut beberapa sumber kembang mayang dari pihak mampelai pria adalah simbol dari pembawa berkah , dan nantinya diletakkan di samping dekorasi pelaminan, sedangkan kembang mayang dari mempelai wanita, dibawa keluar rumah dan diletakkan di persimpangan depan gapura rumah atau dibuang keatap yang tujuannya untuk mengusir roh jahat).


Setelah itu mempelai wanita bertemu mempelai pria dan melanjutkan upacara panggih, dengan melakukan :


1. Balangan suruh / lempar sirih / balangan gantal

kira-kira jarak 3 meteran, kedua mempelai saling melempar daun sirih yang diikat benang. Melempar daun sirih ini melambangkan cinta kasih dan kesetiaan .

Balangan berarti ‘melempar’ , sedangkan gantal berarti ‘daun sirih yang sudah diikat dengan benang’. Suruh yang diikat dengan benang sebagai lambang perjodohan dan telah diikat dengan tali suci


2. Wiji dadi

Mempelai pria menginjak telur ayam hingga pecah, lalu mempelai wanita akan membasuh kaki mempelai pria dengan air bunga. Seanjutnya mempelai pria menggandeng mempelai wanita untuk berdiri disampingnya.


NB : (Proses ini melambangkan seorang suami yang bertanggung jawab terhadap keluarganya, dan istri yang taat melayani suaminya).

Perlengkapan yang dipakai yaitu ranupada yang terdiri gayung, bokor, baki, bunga setaman. Ranupada berarti ‘tempat mencuci kaki’, ranupada ini simbol tanda bakti istri kepada suami. Gayung dipakai mempelai wanita untuk mengambil air dari bokor, melambangkan supaya istri diberi kemudahan untuk melayani suami. Bokor dipakai pada saat upacara wijikan sebagai tempat air bunga setaman. Bokor terbuat dari tembaga atau logam yang kuat, maka dari itu bokor tidak mudah bocor.Bokor mempunyai makna simbolik kekuatan. Bunga setaman melambangkan keharuman cita-cita mengarungi bahtera rumah tangga. Baki digunakan sebagai alas dalam wijikan atau memecah telur, mengandung makna jika sudah resmi menjadi suami istri maka segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama.



3. Sinduran

[sindur adalah semacam selendang berwarna merah, berpinggir putih berliku-liku].

Sindur ini ditelungkupkan di pundak kedua mempelai oleh ibu mempelai wanita, kemudian bapak mempelai wanita memegang ujung kain sindur dan menarik kedua mempelai pelan-pelan menuju pelaminan, ibu mempelai wanita meletakkan telapak tangannya di bahu mempelai, mengiringi dibelakangnya.

artinya: bapak-ibu menunjukkan jalan menuju kebahagiaan dan dorongan dalam membina rumah tangga. Dan sebagai tanda bahwa kedua mempelai sudah diterima sebagai keluarga. Sedangkan Sindur yang berpinggir lekuk-lekuk putih artinya jalan hidup itu tidak lurus tapi berliku-liku, kadang diatas kadang dibawah.


NB : Perlu diketahui bahwa, mulai proses sinduran, orang tua mempelai pria dipersilahkan duduk di depan rumah, pelataran atau tempat yang disediakan, karena tidak diperkenankan mengikuti rangkaian prosesi panggih lagi sampai acara panggih selesai, barulah diadakan Upacara mertui/mapag besan.


4. Bobot Timbang

Kedua mempelai duduk di pangkuan bapak mempelai wanita sebagai tanda kasih sayang orangtua terhadap anak dan menantu .


NB : ibu akan bertanya pada bapak: “ abot endi pak?” [berat mana pak? Dan bapak menjawab: “yen ditimbang pada abote” [kalau ditimbang sama beratnya]. yang artinya: kasih sayang terhadap anak dan mantu sama besarnya, tidak membeda-bedakan.
Selanjutnya bapak memegang bahu kedua mempelai untuk didudukkan di pelaminan.


5. Kacar-kucur / tampa kaya:

Kacar kucur / tampa kaya adalah sebuah tahap dimana pengantin pria memberikan ‘lambang harta’ dengan cara dikucurkan pada pangkuan pengantin wanita yang dibawahnya dialasi dengan kain ‘Lambang harta’ yang terdiri dari beras dan segala macam biji-bijian dan uang logam sebagai simbol rejeki yang melimpah. Diusahakan isinya jangan sampai tercecer, karena tercecer melambangkan sikap yang boros. Selanjutnya mempelai wanita menyerahkan ‘lambang harta’ yang sudah diikat kepada Ibunya, hal ini mempunyai makna simbolis wujud bakti seorang anak memberi apabila orang tua membutuhkan.


NB : Tampa kaya mempunyai makna simbolik bahwa seorang pria bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Tampa kaya juga mempunyai makna sebagai lambang bahwa sikap seorang wanita seharusnya bersyukur menerima nafkah dari suami sebesar apapun dan mengelolanya dengan benar, cermat dan berhati-hati dan sebagai seorang pria wajib bertanggung jawab akan kehidupan keluarganya, suami tidak boleh curang, semua kekayaan hasil jerih payahnya harus diserahkan kepada istrinya. Serta mempunyai makna pengharapan aliran rejeki yang lancar. Selain itu juga mengandung makna wujud bakti seorang anak memberi atau membantu apabila orang tua membutuhkan.


6. Dahar Klimah / dahar kembul dan ngunjuk tirto wening

Saling menyuapi dan minum bersama satu sama lain yang melambangkan kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah maupun senang.


7. Mertui / mapag besan / jemput besan

Orangtua mempelai wanita menjemput orangtua mempelai pria, (di depan rumah, pelataran atau di tempat yang disediakan ). Ini melambangkan Melambangkan kerukunan antar keluarga kedua mempelai, Mereka kemudian bersama-sama berjalan (bapak menggandeng bapak besan , dan ibu menggandeng ibu besan) menuju tempat yang telah disediakan (pelaminan) untuk menerima sungkem dari anak-anaknya


8. Sungkeman

Kedua pengantin bersujud memohon restu dari masing-masing orangtua. Pertama-tama ayah dan ibu pengantin wanita, kemudian baru ayah dan ibu pengantin pria

Ini sebagai tanda bakti anak kepada orang tua yang telah membesarkannya hingga dewasa, permohonan anak kepada orang tua supaya diampuni kesalahannya dan memohon doa restu supaya dalam membina bahtera rumah tangga dapat bahagia dan sejahtera.


NB : apabila pengantin pria menggunakan pakaian adat jawa (beskap), sebelum sungkeman Pengantin pria melepaskan keris yang merupakan lambang kekuatan yang dipakainya ketika sungkeman, hal ini sebagai penghormatan kepada orang tua., serta sebesar apapun pangkat atau kekuatan yang dimiliki oleh anak, dihadapan orangtuanya tidak boleh ditampakkan.



Acara temu manten, atau panggih selesai dan dilanjutkan dengan resepsi



rangkuman dari beberapa sumber dan informasi

#awim

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar